 |
Setiap anak tangga membawa kisah, setiap batu merah menyimpan ingatan: Kotagede, saksi abadi kejayaan Mataram. Foto: Hammam/ sejarahkita.id. |
Kotagede itu bukan sekadar tempat wisata biasa. Di sini, jejak kejayaan Mataram Islam masih terasa kental, dari bangunan kunonya yang kokoh sampai suasana tradisional yang masih bertahan. Jalan-jalan ke Kotagede itu seperti masuk ke lorong waktu—kita bisa melihat bagaimana sejarah masih hidup di tengah masyarakatnya.
Jumat, 28 Februari kemarin, tim Kiter SejarahKita.id keliling Kotagede buat menyelami sejarahnya lebih dalam. Dari Masjid Agung Kotagede yang megah sampai kompleks makam Panembahan Senopati yang sakral, setiap sudutnya punya cerita sendiri. Gerbang-gerbang kuno, tembok bata merah yang berdiri tegak, dan gang-gang kecil yang membawa kita ke masa lalu—semuanya bikin perjalanan ini terasa spesial.
Lewat foto-foto dan cerita yang kita kumpulkan, kita mau ngajak kalian buat ikut merasakan suasana Kotagede yang penuh sejarah ini. Gimana sih akulturasi budaya Islam dan Jawa tercermin di arsitektur dan tata ruangnya? Apa aja sih makna di balik bangunan tua yang masih berdiri gagah sampai sekarang?
 |
Di tengah hiruk-pikuk Pasar Legi Kotagede, tim Kiter SejarahKita.id melangkah menelusuri jejak masa lalu. Foto: A.T. Wardhana/ sejarahkita.id
|
 |
Benteng Cepuri yang jebol. Foto: Fastabiqul Hakim/ sejarahkita.id |
 |
Situs Watu Gilang dan Watu Gatheng. Foto: Fastabiqul Hakim/ sejarahkita.id |
 |
Regol Hasta Renggo. Foto: Fastabiqul Hakim/ sejarahkita.id |
 |
Halaman depan Masjid Gedhe Mataram Kotagede. Foto: Fastabiqul Hakim/ sejarahkita.id |
 |
Gapura kompleks makam raja-raja Mataram Kotagede. Foto: Hammam/ sejarahkita.id |
 |
Sendang Seliran. Foto: Hammam/ sejarahkita.id |
 |
Gapura di kompleks makam raja-raja Mataram Kotagede. Foto: Hammam/ sejarahkita.id |