Asal-usul Nama Sleman: Jejak Sejarah dan Keunikan Geografis Kabupaten Sleman

Foto: Initial T

Kabupaten Sleman, sebagai bagian integral dari Daerah Istimewa Yogyakarta, memegang peranan penting dalam sejarah dan keberagaman geografis. Kabupaten ini, yang memiliki luas wilayah 57,842 hektar atau 1,479 km2, mengandung cerita panjang tentang asal-usul namanya yang kaya akan nuansa budaya dan alam.

Keberagaman Geografis dan Ketinggian yang Menakjubkan

Sejalan dengan posisinya di antara 7°34’-7°37’LS dan 110°13’-110°33’BT, Kabupaten Sleman bersinggungan dengan sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta di selatan, Kabupaten Klaten di timur, serta Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo di barat. Dengan kepadatan penduduk mencapai 2.032 jiwa per Km2, Sleman menjadi tempat bagi sekitar 30 persen dari total penduduk Yogyakarta.

Wilayah ini, terutama yang berada di lereng Merapi, menampilkan pemandangan yang memukau dengan ketinggian yang signifikan. Sekitar 14,95 km2 wilayah Sleman berada di ketinggian lebih dari 1000 m, menciptakan lanskap yang memesona. Sementara itu, suhu udara berkisar antara 20 – 33,3 derajat Celsius, memberikan suasana yang nyaman bagi penduduknya. Pada bagian utara, kelembaban udara semakin meningkat, menciptakan atmosfer yang sejuk mendekati lereng Gunung Merapi.

Asal-usul Nama Sleman: Gajah, Pohon Randu Alas, atau Kombinasi Keduanya?

Terdapat beberapa versi yang mencoba menjelaskan asal-usul penamaan Kabupaten Sleman. Salah satu versi berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu 'liman', yang konon berasal dari keberadaan sebuah patung gajah lengkap dengan dua anaknya di Lapangan Denggung. Gajah ini, sebagai tunggangan Sultan Hadiwijaya, dikatakan menjadi cikal bakal penamaan Sleman.

Namun, ada versi lain yang diusung oleh seorang filolog Jawa Kuna dan Sansekerta, KRT Manu Widyaseputra. Menurutnya, nama Sleman berasal dari pohon randu alas, bukan gajah. Dia menemukan kata 'saliman' dalam Kakawin Ramayana yang ternyata merujuk pada pohon randu alas.

Menariknya, 'saliman' sebenarnya dapat diartikan sebagai api, tetapi dalam konteks penamaan Sleman, kata ini digunakan untuk merujuk pada pohon randu alas. Bunga pohon randu alas, yang mirip dengan api saat mekar, dulu sering ditanam di dekat makam raja-raja dan asrama para brahmana.

Penetapan Nama Sleman dan Perayaan Sejarahnya

Meskipun berbagai versi muncul tentang asal-usul nama Sleman, penetapan Sleman sebagai nama resmi wilayah baru terjadi pada 15 Mei 1916. Pemerintah Kolonial Belanda, pada saat itu, membagi Kasultanan Yogyakarta menjadi tiga kabupaten, termasuk Kabupaten Sleman. Sejak saat itu, tanggal 15 Mei diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Sleman, mengukir sejarah yang kaya dan beragam.

Sebagai bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman terus memancarkan pesona budaya dan alam yang khas. Dengan keunikan geografisnya, keberagaman penduduk, dan jejak sejarahnya yang menarik, Sleman menjadi destinasi yang layak untuk dijelajahi dan dihargai.